Kamis, 20 Desember 2012

LIRA Paser Desak Distanbun Paser Atasi Gejolak Harga TBS Di Paser


Rabu, 19 Desember 2012



Pengurus Lumbung Informasi Rakyat (Lira) Paser mendesak agar Dinas Pertanian dan Perkebunan Paser segera mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan nasib petani di Paser, karena Penderitaan Petani Kelapa Sawit akan semakin lengkap jika PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) 13 benar-benar akan “menutup” semua pabrik pengolah sawitnya di Paser. Karena dalam beberapa waktu terakhir harga Tandan Buah Segar (TBS) petani hanya paling tinggi hanya dihargai Rp 500,-/kilogram oleh Pabrik Swasta dan Rp 850.-/kilogram oleh PTPN 13. 

Menurut Ahyar Rosidi selaku Sekjen LIRA Paser, pihaknya melihat kondisi petani di Paser saat ini sebenarnya sudah cukup menderita dengan harga TBS yang hanya di hargai Rp 500,-/kilogram, bahkan berdasarkan pantuan kita dilapangan ada yang hanya membeli Rp 300,-/kilogram. Namun hingga sejauh ini kita belum melihat langkah-langkah konrit dari Distanbun Paser untuk menyelamatkan nasib petani sawit Paser.

“Kita sayangkan hingga saat ini pemkab Paser melalui Distanbun Paser belum ada langkah konkrit apa yang akan diambil terkait informasi rencana PTPN 13 yang akan menutup seluruh pabriknya pada tanggal 20 Desember mendatang. Lambannya langkah antisipasi yang diambil, dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak ditengah-tengah petani,”ungkap pemuda yang juga aktifis mahasiswa islam ini kepada LaCak belum lama ini (18/12).

Seperti diberitakan sebelumnya PTPN 13 mengaku selain kewalahan mengolah TBS, tempat penyimpanan CPO atau Tangki timbun sudah tidak mampu menampung CPO yang dihasilkan Pabrik. Sehingga hampir semua tong atau tempat yang seyogyanya diperuntukkan menampung air, isinya sudah berganti dengan CPO. (Santo-Lacak)

Senin, 30 Juli 2012

Sudah Menjadi Keharusan Bagi Perusahaan Daerah Agar Dapat Mengayomi Masyarakat Disekitarnya..Jangan Hanya Mengambil Hasil Alam Lantas Mengabaikan Apa Yang ada disekelilingnnya.

Senin, 30 Juli 2012 , 08:21:00
Bupati: Perusahaan Harus Peduli ,
Banyak Bantu Kebutuhan Masyarakat, PT BIM Dapat Pujian


TANA PASER – Bupati Paser HM Ridwan Suwidi menegaskan, perusahaan perkebunan kelapa sawit, PT Borneo Indah Marjaya (BIM), jauh lebih baik dibanding sejumlah perusahaan perkebunan lainnya yang beroperasi di Kabupaten Paser. Hal itu ditegaskan saat memberikan sambutan pada acara Safari Ramadan (SR) Pemkab Paser yang berlangsung di Masjid Al Safaat, komplek PT BIM Kecamatan Pasir Belengkong, Kamis (26/7)lalu.Menurut Bupati, salah satu alasan konkret mengapa PT BIM lebih baik dibanding perusahaan perkebunan lainnya adalah kepeduliannya yang sangat tinggi terhadap kebutuhan masyarakat.Beberapa waktu lalu, perusahaan ini telah memberikan bus sekolah, kemudian juga membantu pembangunan sekolah di Desa Laburandan juga Masjid Al Safaat. Kedua bangunan itu diresmikan Bupati HM Ridwan Suwidi sebelum acara buka puasa bersama.“Selain itu, kehadiran PT BIM membawa perubahan yang lebih baik untuk kondisi jalan menuju Desa Laburan. Saya harapkan kemajuan ini bisa semakin terlihat menjelang beroperasinya pabrik CPO (Crude Palm Oil) PT BIM September 2012 mendatang,” kata Bupati.Ketika pabrik CPO sudah beroperasi, tambah Bupati, maka praktis intensitas penggunaan jalan angkutan sawit menuju Desa Laburan akan semakin meningkat. Untuk itu perlu dibarengi dengan kualitas jalan yang lebih baik.“Kondisi badan jalan yang ada masih jauh lebih baik dari pada kondisi jalan di Kerang menuju Tanjung Aru, meskipun di daerah itu juga ada perusahaan sawit yang sudah beroperasi selama bertahun-tahun,” kata Bupati.Terhadap hal itu, Bupati sangat berharap agar perusahaan yang broperasi di wilayah Kabupaten Paser bisa lebih peka terhadap kondisi di sekitarnya. “Jangan cuma bisa menggunakan jalan tapi tidak mau memperbaiki,” tandas Bupati mengakhiri sambutannya.




Sabtu, 28 Juli 2012

Salah satu Bentuk Usaha Warga Untuk Menyelesaikan masalah Ini..

Kamis, 26 Juli 2012 , 08:37:00

Warga Kumpulkan Tanda Tangan Dukungan
Aksi Penolakan SK Sekdes Paser Mayang Berlanjut


TANA PASER – Harapan warga Desa Paser Mayang, Kecamatan Kuaro untuk segera memiliki kades secara sah, dan penolakan pada mantan Sekdes Majide akan terus dilakukan.  Setelah warga mendatangi Kantor Camat Kuaro, Senin (23/7) lalu, warga akan menggalang dukungan dari seluruh warga Paser Mayang dengan cara mengumpulkan tanda tangan warga sebagai bukti Paser Mayang sudah mengidamkan seorang pemimpin.
“Kami akan menggalang dukungan. Kami akan mengumpulkan tanda tangan dari warga yang akan kami bawa menghadap Bupati,” tegas salah satu warga pada harian ini. Warga menilai, pengumpulan tanda tangan warga dianggap langkah yang ampuh agar pelantikan dan pembatalan SK penugasan Majide bisa terealisasi.
Pengumpulan tanda tangan warga akan terus dilakukan sebelum warga menyerahkan pada Bupati Paser agar segera ditindaklanjuti. Belum dilantikanya kades terpilih Agus Salim meski sudah 3 bulan terpilih menjadi kekhawatiran warga. Sebelumnya, warga harus mengurus segala kebutuhan administrasi desa dengan mengandalkan Sekdes saja. Karena Kades yang sebelumnya terpilih juga tak dilantik meski dalam pemilihan Kades menjadi pemenang.  
“Kami harap Kades terpilih bisa segera dilantik agar pembangunan desa kami bisa berjalan dengan baik dan tak mengalami kendala,” pungkas salah satu warga.
Seperti diberitakan sebelumnya, puluhan warga Desa Paser Mayang mendatangi Kantor Camat Kuaro untuk mempertanyakan kapan kades terpilih dilantik Bupati. Senin, (23/7). Selain itu, warga meminta agar Majide, SK mantan Sekdes Desa Paser Mayang yang ditugaskan kembali dicabut karena tak mendapat dukungan warga. (nan/ind)

Udah Hampir 4 Bulan Pak Molornya

Rabu, 25 Juli 2012 , 08:18:00
Nasir: Peristiwa Ini Jangan Terulang
Dewan Soroti Molornya Pelantikan Kades Paser Mayang

TANA PASER – Desakan warga Desa Paser Mayang, Kecamatan Kuaro yang menolak ditugaskannya kembali mantan Sekdes Paser Mayang Majide, dan pelantikan segera kades terpilih Agus Salim, mendapat perhatian dari kalangan dewan. Ketua Komisi I H Nasir Eva Merukh meminta pemerintah segera menindaklanjuti permintaan warga serta melakukan klarifikasi terkait belum dilantiknya kades terpilih.
Menurut aturan yang berlaku, kata dia, terhitung 30 hari setelah surat penetapan kemenangan pemilihan kades turun, pelantikan harus segera dilaksanakan agar kades bisa menjalankan tugas dengan baik. Nasir mengungkapkan keprihatinannya atas insiden ini. Menurutnya kejadian ini tak akan terjadi jika ada kesigapan dari pemerintah.
“Harus dicari tahu apa penyebabnya agar tak terjadi gejolak di masyarakat. Pemerintah juga harus melakukan klarifikasi mengapa belum melakukan pelantikan,” urai Nasir. Meski demikian, Nasir mendengar belum dilantiknya Kades terpilih Desa Paser Mayang karena pelantikan akan digelar bersama dengan pelantikan Kades Lolo.
Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Paser Katsul Wijaya, masih belum bisa dikonfirmasi terkait persoalan ini. Saat harian ini mendatangi kantornya, ruangan kerjanya tampak kosong. Salah satu stafnya mengatakan, Katsul sedang tak masuk kerja dan meminta harian ini menghubungi lewat telepon. Sayang, saat dihubungi nomor teleponnya tak ada jawaban.
Aksi warga Paser Mayang mendatangi kantor Camat Kuaro dua hari lalu merupakan buntut keluarnya Surat Keputusan (SK) penugasan kembali Majide menjadi Sekdes di Desa Paser Mayang. Padahal Majide tak mendapat dukungan dari warga setempat. Warga meminta pemerintah segera melantik Kades terpilih Agus Salim agar bisa menjalankan fungsinya sehingga pelayanan administrasi desa bisa berjalan dengan baik. (nan/ind)

Diam Tertindas Atau Bangkit Melawan ??

Selasa, 24 Juli 2012 , 08:43:00
Warga Paser Mayang Tuntut Camat
Minta Kades Terpilih Segera Dilantik

TANA PASER - Sedikitnya 80 warga Desa Paser Mayang Kecamatan Kuaro mendatangai Kantor Kecamatan Kuaro menyampaikan aspirasi. Permintaannya ialah, menolak ditugaskannya kembali mantan Sekdes Paser Mayang Majide yang dianggap tak mampu menjadi pengayom masyarakat secara keseluruhan. Kedua, segera melantik Kades terpilih.
Mereka diterima Camat Kuaro Ahmad Reyad dan langsung menggelar dialog untuk menampung aspirasi warga. Penolakan ini dilakukan menyikapi turunnya Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh pemerintah atas Majide untuk menjabat kembali sebagai Sekdes Paser Mayang setelah ditugaskan di Kantor Kecamatan Kuaro.
Turunnya SK tersebut dianggap warga akan menyulut permasalahan baru karena saat menjabat sebagai sekdes, Majide dianggap gagal hingga beberapa permasalahan desa tak dapat diselesaikan dengan baik. Dalam menjalankan tugas, Majide dinilai warga sudah cacat, karena banyak hal yang tak sesuai dengan harapan warga Paser Mayang.
Kami meminta pemerintah Paser untuk segera melantik Kades terpilih Agus Salim agar statusnya jelas dan sah sebagai Kades Paser Mayang. Kami harap aspirasi kami bisa didengar dan dilaksanakan. Jika tidak ada perhatian dari pemerintah, kami yakin permasalahan ini akan menimbulkan suasana tak kondusif  di desa kami.
“Terlalu lama kami tak memiliki kepala desa, jadi tolong jangan halangi kami untuk membangun desa kami,”sebut salah satu warga.Dalam surat permohonan yang disampaikan warga, mereka meminta agar dalam waktu sebulan bupati segera melantik Kades terpilih agar administrasi dan pelaksanaan pembangunan desa bisa segera berjalan.
Selain penolakan terhadap Majide, warga juga menolak dengan ditetapkannya 9 orang yang menjabat sebagai BPD Paser Mayang. Dari 9 nama yang di-SK-kan menjadi BPD, dianggap bukan pilihan warga Paser Mayang. “Permintaan ini benar-benar dari warga Pasir Mayang yang ingin perubahan dan menjadikan desa kami maju,”kata warga. (nan/lhl)

Selasa, 22 Mei 2012

Kamu Bukan Orang Pertama Yang Bilang Aku Tampan

Bandara Sepinggan Balikpapan

Bazar Musik Wajo Sulsel

Gifo juga ya..hwehe

Syahdunya :)

Suuiiitt Suuuiitttt

Aktivis Bergitar

Kasian tuh yang cuma diambil sepotong hihihii

Pesta

hmmmmm

Ustadz Gaul Katanya hwehe

MIMPI ANAK DESA



 Oleh : Syukran amien                                                                             
24 tahun Silam merupakan Awal permulaan ia menorehkan Cerita Hidup didunia ini. Lahir dari keluarga yang sangat sederhana. Sembilan bersaudara cukup membuat Ayahnya harus kerja keras mencari penghidupan bagi anak-anaknya. Impian kedua Orang tua ingin melihat anaknya kelak menjadi orang berguna merupakan harga mati untuk mereka berdua. Apapun yang mereka lakukan yang penting anaknya bisa sekolah.
Waktu terus berjalan, tak terasa Syukran Amien anak Keempat dari pasangan Muh. Yakub dan Sarinah ini Sudah menjadi mahasiswa disalah satu Perguruan Tinggi Swasta disulawesi selatan. Itupun berkat dari program pemerintah setempat untuk mengirimkan putra-putri daerah untuk melanjutkan studi diluar kota. Dan Syukran begitu sapaan yang biasa dipanggil oleh temen-temannya adalah salah satu dari sekian banyak mahasiswa yang terseleksi untuk melanjutkan kulyahnya. Rasa syukur yang tak terbatas selalu dipanjatkan kedua orang tuanya kepada Tuhan atas segala prtolongannya, karena melalui program pemerintah tersebut anak-anaknya mampu melanjutkan sekolah. Karena sebelum adanya program tersebut Syukran Amien sempat menganggur karena tak adanya dana untuk melanjutkan pendidikannya.Umumnya mahasiswa yang lain. Disamping disibukkan oleh berbagai tugas kampus. Syukran juga aktif dalam berbagai kegiatan-kegiatan social kemasyarakatan dan social kemahasiswaan yang ada disekitar kampusnya, baik itu yang tergabung dalam Organda (organisasi Daerah) Maupun Organisasi Kemahasiswaan. Berangkat dari keinginannya yang keras untuk dapat selangkah lebih maju dari masa lalunya, maka dengan motifasi itu pula Ia selalu melahap apa saja bentuk proses selama itu dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Dinamika hidup terus berjalan seiring putaran waktu, kepahitan, kesedihan, merupakan hal yang sudah dianggap sebagai teman yang paling akrab untuknya dalam menjalani semua proses itu. Godaan Lingkungan yang berat merupakan hal yang tersulit untuk ia hindari, maklum karena memang dia dilahirkan sebagai anak desa yang kolot, Latar belakang pendidikannya dipesantren selama 6 tahun, membuat ia sedikit kaku ketika disodorkan hal-hal yang berbau hedonistik dan Hura-Hura, dan tak jarang pula ia harus terbawa arus lingkungannya karena tak mampu lagi bertahan. Bersenang-senang dengan teman, pacaran dan hal-hal yang lain pernah dia lakukan, karena mungkin seperti halnya anak panah yang lepas dari busurnya ketika seorang anak desa yang kolot, tiba-tiba diperhadapkan dengan hiruk-pikuk dunia yang serba hedonistik, pragmatis dan materialistik. Sehingga timbul ketimpangan perfikir dan bersikap dalam dirinya.
Kini Syukran Sudah hampir menyelesaikan kulyahnya. Tidak terasa sudah 4 tahun dia hidup ditanah bugis menuntut ilmu, bermacam dinamika salama jadi mahasiswa sudah pernah dia rasakan, dulunya dia hanya menonton diTV aksi-aksi demo yang dilakukan oleh mahasiswa menetang kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak kepada masyarakat, kini ia telah merasakan semua itu. Ikut aksi merupakan hobbinya, dan pada saat itu yang ada difikirannya bukan hasil dari aksi itu yang mau dia cari, tapi tak lebih dari penguatan mental dan karakter yang ingin dia dapatkan, sampai juga akhirnya dipercaya menjadi koodinator aksi. Tidak terlepas dari keinginan kerasnya untuk selangkah lebih maju dalam pengembangan diri itu pula, dia berusaha menunjukkan eksistensinya ditengah mahasiswa lainnya, Dia tidak pernah memikirkan jika nanti ia harus gagal, tapi yang ada di fikirannya bagaimana kemudian dia mampu belajar dari proses-proses  yang ada. Itu berawal dari pencalonanya untuk maju menjadi Ketua Umum diorganisasi daerahnya Ikatan Pelajar Mahasiswa As’Adiya Paser (IPMAP KALTIM) dan akhirnya gagal hanya mampu menempati posisi wakil ketua, selanjutnya maju lagi pada pemilihan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM STAI As’adiyah) dan berujung gagal pula dan Terpilih menjadi anggota MPM (Majlis Permusyawaratan Mahasiswa), berselang beberapa waktu ia mencalonkan diri lagi menjadi ketua umum di salah satu organisasi kebanggaannya yakni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cab, Wajo dan lagi-lagi dia harus gagal. Dan akhirnya kini dia bisa tenang sebagai ketua umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) cab. Wajo.Dari berbagai proses itu pula dia banyak belajar bagaimana arti dari kehidupan, bagaimana pentingnya berproses, bahwa untuk menjadi seorang pemenang itu tidak hanya sekedar punya wacana, tapi aksi juga tidak kalah penting, bagaimana kita mampu bersosialisasi dengan baik dengan orang yang ada disekitar kita, dan satu lagi basis ekonomi yang kuat merupakan salah satu penunjang besar dari proses itu, karena ada istilah uang adalah segalanya dan tidak semuanya juga karena uang.Sengkang 25 Juni 2011      kini saat yang dinantikan tiba juga, harapan untuk bisa mengabdi untuk tanah kelahirannya tercapai meski baru memulai, bermula dari harapan besar ingin membesarkan PMII layak PMII di luaran sana, meski dia tahu kalau ini berat, karna situasi yang sangat kondusif membuat mahasiswa lebih cendrung fragmatis dan hedonistik, dan ini merupakan tantangan tersendiri baginya. dengan satu keyakinan bahwa tak ada yang tak mungkin. dengan ucapan Bismillah dia terima amanah dari para senior dan kader PMII Paser untuk bisa melanjutkan perjuangan...
Jayalah PMIIku...Tana Paser, 16 April 2012
bersambung....

Ilmu dan Bakti Kuberikan, Adil Dan Makmur Kuperjuangkan..